
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa berwudhu merupakan salah satu hal yang menjadi syarat bagi seseorang yang hendak melaksanakan sholat. Sholat seseorang dianggap sah jika berwudu terlebih dahulu. Sebaliknya, sholat seseorang dianggap tidak sah kalau tidak berwudhu.
Berbicara soal wudhu, dalam kesempatan kali ini akan coba membahas 4 hal yang bisa membatalkan wudhu sebagai berikut:
1. Keluar Sesuatu dari Qubul dan Dubur
Apa pun yang keluar dari lubang qubul (kelamin) dan dubur (anus) baik berupa air kencing, angin atau kotoran, barang suci atau najis, kering atau basah, dan sebagainya, itu semua bisa membatalkan wudhu. Sedangkan bila yang keluar adalah sperma maka orang yang bersangkutan wajib melakukan mandi junub.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 6:
أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ
“…. salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air,”.
2. Makan Daging Unta
Memakan daging unta baik dalam keadaan matang maupun mentah dapat membatalkan wudhu. Hal ini didasarkan dari sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Jabir bin Samurah RA berikut. Ia berkata,
أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أَأَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِ الْغَنَمِ؟ قَالَ: «إِنْ شِئْتَ فَتَوَضَّأْ، وَإِنْ شِئْتَ فَلاَ تَوَضَّأْ»، قَالَ: أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِ الإِبِلِ؟ قَالَ: «نَعَمْ، فَتَوَضَّأْ مِنْ لُحُومِ الإِبِلِ
Artinya: Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah saya harus berwudhu karena memakan daging kambing?” Beliau menjawab, “Kalau kamu mau, berwudhulah; kalau tidak mau tidak usah.” Orang itu bertanya lagi, “Apakah saya harus berwudhu karena memakan daging unta?” Beliau menjawab, “Ya, berwudhulah karena memakan daging unta.” (HR Muslim)
3. Bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram
Bersentuhan (kulit) antara pria dan wanita yang bukan mahram tanpa penghalang juga dapat membatalkan wudhu.
Lalu ada pertanyaan, bersentuhan dengan mertua apakah membatalkan wudhu?
Di dalam mazhab Imam Syafi’i, mertua adalah mahram (haram dinikahi) sehingga tidak membatalkan wuhu kalau bersentuhan kulit.
Hal ini merujuk pada kitab I’anatu Thalibin, tepatnya di jilid 1 halaman 65.
قوله: أو مصاهرة أي توجب التحريم على التأبيد كأم الزوجة، بخلاف ما إذا كانت توجب التحريم لا على التأبيد كأخت زوجته، فإن الوضوء ينتقض بلمسها
“Atau mushaharah. Mahram ‘ala ta-bid tidak membatalkan wudlu seperti ibu dari istri (atau ayah dari suami), berbeda dengan yang mahram sementara seperti saudara dari istri/suami, maka wudlu menjadi batal sebab menyentuhnya”
Mahram dengan mertua ini berlaku untuk selamanya, bahkan walaupun anaknya yang dinikahi cerai atau meninggal dunia.
Hal ini ada di kitab I’anatu Thalibin juga, ada di jilid 3 hal 265.
( فائدة ) في ذكر خطبة النبي صلى الله عليه وسلم حين زوج بنته فاطمة لعلي ابن عمه أبي طالب ولفظها الحمد لله المحمود بنعمته المعبود بقدرته المطاع بسلطانه المرهوب من عذابه وسطوته النافذ أمره في سمائه وأرضه الذي خلق الخلق بقدرته وسيرهم بأحكامه ومشيئته وجعل المصاهرة سببا لاحقا وأمرا مفترضا أو شج أو شبك به الأنام وأكرم به الأرحام فقال عز من قائل { وهو الذي خلق من الماء بشرا فجعله نسبا وصهرا وكان ربك قديرا } ولكل قدر أجل { لكل أجل كتاب } { يمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده أم الكتاب }
Jadi yang namanya mertua tetap saja mereka adalah orang tua kedua setelah orang tua kita sendiri.
4. Hilang Kesadaran
Hilang kesadaran yang dimaksud disini adalah kegilaan, pingsan, mabuk, dan hal-hal lain yang dapat melumpuhkan atau melemahkan seseorang. Termasuk tidur, juga dapat membatalkan wudhu. Hal ini dikarenakan saat Grameds tidur, maka beberapa anggota tubuh menjadi tidak berfungsi dan tubuh kita menjadi tidak sadarkan diri.
Menurut hadits, Abudawood berkata: “Mata adalah penjaga anus. Karena itu, setiap orang yang tidur harus wudhu.”